Transportasi Udara
Berikut ini penulis akan bercerita mengenai pengalaman menikmati perjalanan udara. Waktu itu jadwal penerbangan penulis jatuh pada hari Rabu pukul 08.50 WIB s.d 09.10 WIB. Namun sehari sebelum jadwal penerbangan, kami mendapat info bahwa jadwal penerbangan ditunda 2 jam.
Alhamdulillah, penundaan penerbangan membuat kami agak santai mempersiapkan diri.
Melalui tulisan ini penulis akan bercerita bagaimana prosedur menempuh perjalanan udara? Mula-mula penumpang harus pesan tiket, bisa melalui online atau datang langsung ke bandara yang bersangkutan. Setelah memesan tiket, penumpang segera melakukan transaksi pembelian tiket secara online maupun offline.
Penerbangan di masa pandemi covid -19 sedikit berbeda jika dibandingkan dengan penerbangan sebelum masa pandemi covid-19. Apa saja perbedaannya? Pertama, Sebelum keberangkatan, semua penumpang pesawat wajib menjalani pemeriksaan rapit antigen dan hasilnya harus negatif. Apabila hasil pemerksaan nya positif maka calon penumpang tersebut gagal menikmati perjalanan udara.
Kedua, setiap penumpang wajib mengisi e-hak di aplikasi Hand phone sebelum keberangkatan.
Berikutnya penumpang harus berada di lokasi atau bandara paling sedikit 2 jam sebelum keberangkatan penerbangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengikuti antrian validasi calon penumpang dipintu gerbang bandara, chek in, pemeriksaan calon penumpang dan barang bawaan, serta boarding pas calon penumpang di pesawat.
Apasaja yang diperiksa ketika validasi calon penumpang di pintu masuk bandara? Ada beberapa syarat yang wajib ditunjukkan calon penumpang pesawat kepada petugas, yaitu KTP, hasil rapit antigen, dan bukti pemesanan tiket pesawat.
Berikutnya melakukan chek in dan penimbangan barang bawaan. Sebelum masuk chek in, calon penumbang juga telah dichek ulang kesesuaian KTP, hasil rapit tes Antigen, dan bukti pemesanan tiket. Loket chek in pun menyesuaikan pemesanan tiket pesawat. Dengan kata lain ada pembagian loket chek in calon penumpang, misalnya loket penerbangan Garuda Indonesia, loket penerbangan batik, loket penerbangan citilink dan lain-lain.
Ketika chek in barang bawaan calon penumbang ditimbang, apabila lebih dari 6 kg maka barang bawaan calon penumpang tersebut masuk bagasi pesawat. Di sini calon penumpang pesawat akan mendapatkan tiket pesawat sesuai pemesanan masing-masing.
Berikutnya calon penumpang akan melewati pintu pemeriksaan badan dan barang bawaan, dari senjata tajam atau bom. Semua benda elektronik diperiksa. Laptob, jam tangan, Hp, jaket, tas, semua diperiksa. Calon penumpang pesawat juga tidak luput dari pemeriksaan.
Selesai pemeriksaan calon penumpang memasuki area tunggu pesawat. Di depan pintu area tunggu pesawat, calon penumpang diminta menunjukkan tiket pesawat. Kemudian tiket pesawat dirobek sebagian oleh petugas dan sebagian lagi dibawa calon penumpang pesawat. Calon penumpang duduk di area tunggu pesawat sampai tiba pemanggilan untuk boarding pas atau masuk dan mencari tempat duduk serta menata barang bawaan masing-masing.
Beberapa menit berikutnya terdengar pemanggilan calon penumpang supaya segera memasuki pesawat. Penulis beserta calon penumpang lainnya segera berjalan menuju parkiran pesawat tersebut. Di pintu pesawat penumpang diminta lagi menunjukkan tiket. Para pramugari menyambut calon penumpang pesawat dengan ramah dan santun. Selang 30 menit pesawat take off dari Bandara Yia. Sebelum take off, pramugari menyampaikan beberapa peraturan bagi para penumpang selama penerbangan, seperti menon aktifkan Hand phone, memakai sabuk pengaman, cara darurat apabila ada kecelakaan pesawat dan lain-lain.
Sungguh pengalaman luar biasa, penulis semula takut, bagaimana rasanya terbang di udara, amankah? Setelah naik pesawat, penulis merasakan sendiri, ternyata transportasi udara merupakan alternatif yang tepat ketika penumpang memiliki sedikit waktu, sementara harus sampai tujuan sesegera mungkin.
Bagaimana ya rasanya naik pesawat?
Bagi sebagian orang, naik pesawat merupakan hal yang biasa. Bagi penulis, pengalaman naik pesawat sungguh luar biasa. Serasa berada di negeri dongeng. Bagaimana tidak? Penulis tak pernah membayangkan akan dapat menikmati perjalanan udara seperti saat ini. Penulis perhatikan betul bagaimana proses take off, bagaimana perjalanan diatas langit, melintasi area di atas awan dan bagaimana pesawat lending.
Mula-mula roda pesawat menyentuh aspal jalan, lama-lama naik. Ketika naik, penulis merasakan seperti di dalam lift posisi baru naik. Ketika melihat keluar melalui jendela, nampak pesawat menjuhi daratan,. Rumah-rumah semakin kecil, semakin hilang dari pandangan. Pandangan mulai beralih menikmati pantai, kemudian laut lepas. Awalnya takut juga, terbayang bagaimana kalau pesawat terjatuh ke laut. Setelah menikmati perjalanan udara, rasa takut mulai menghilang. Kini pemandangan mulai berganti. Penulis menyaksikan pesawat melewati langit, jauh berada di atas awan bergumpalan. Serasa di negeri dongeng, tak percaya, tapi nyata. Alhamdulillah cuaca saat itu sedang bagus. Perjalanan sangat nyaman dan mengesankan. Subhanallah, sungguh Allah Swt Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Indah. Telah menciptakan Bumi dengan segala keindahannya, Lautan yang luas dengan segala kekayaannya. Awan berjajar dengan segala keindahannya. Semua dapat penulis saksikan melalui udara. Tak terasa satu jam berlalu. Pesawat mulai landing. Penulis serasa berada di dalam lift ketika lift hendak turun. Lama-kelamaan berganti seperti naik bis. Semula terlihat awan dan langit luas, kini mulai telihat daratan. Semakian lama bangunan tampak terang, akhirnya terlihat hamparan Bandara Sukarno Hatta.
Demikian sekelumit cerita penulis saat menikmati perjalanan ke Depok Jawa Barat dan Denpasar Bali.
.
Assalamualaikum mbak hanik
BalasHapusSalam dr Gresik ya
Wa 'alaikum salam
BalasHapus